Rabu, 17 Desember 2008

Singorock Rider


Pulsar's Head Lamp
Originally uploaded by aanprivate
Setelah dua minggu merasakan naik angkutan umum (kwk, bis, bush way sampe becak) semakin membuat aku yakin bahwa transportasi yang cocok untuk kondisi di Jakarta adalah motor. Memang dengan menggunakan angkutan umum kita bisa menggunakan waktu lebih untuk beristirahat (saat didalam kendaraan tersebut). Tapi aku merasakan bahwa waktu yang dihabiskan dalam kendaraan tersebut lebih daripada saat aku mengunakan kendaraan roda dua yang biasa aku tunggangi. Kita semua sudah pernah mendengar pepatah yang mengatakan "Waktu adalah uang", jadi jika kita bisa menghemat penggunaan waktu berarti kita bisa menghemat penggunaan uang (nyambung gak sih... :)

Kalau kita tinjau dari sisi ongkos yang harus dikeluarkan, hasil perhitungan yang telah ku lakukan selama menggunakan kendaraan umum lebih besar dibanding ongkos yang aku keluarkan sewaktu menggunakan kendaraan yang dirancang hanya untuk dua orang tersebut. Turunnya harga minyak dunia yang membuat pemerintah harus menurunkan harga premium (termasuk solar) secara teoritis mengurangi ongkos yang harus dikeluarkan dalam menggunakan kendaraan yang mewajibkan penumpangnya menggunakan helm tersebut. Sayangnya turunnya harga minyak ini tidak diikuti dengan turunnya tarif kendaraan umum yang notabene masih banyak digunakan oleh msayarakat Jakarta. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari (baca: membeli) kendaraan beroda dua tersebut.

Pengalaman sewaktu menggunakan kendaraan roda dua (tipe bebek) telah memberikan gambaran yang cukup jelas bagaimana kenyamanan dari kendaraan tersebut. Suatu saat aku menggunakan "motor laki" teman (Honda Megapro, sebelumnya juga sudah mencoba "Macan" saudara) dan aku pun merasakan suatu kenyamanan yang tidak didapatkan saat menggunakan motor bebek. Shockbreaker "motor laki" memberikan kenyamanan lebih pada pengendaranya, getaran dibadan tidak begitu terasa seperti saat menggunakan motor bebek. (menurut gw lho...). Belum lagi ada perasaan lain yang lebih... (hhmm... gimana gitu)... saat mengendarai motor berkopling tersebut. Memang kalau sudah menemukan keadaan macet dijalan saat menggunakan "motor laki" terasa lebih melelahkan dibanding saat menggunakan bebek. Saat menempuh perjalanan jauh, aku merasakan kenyamanan yang lebih jika menggunakan "motor laki".

Keputusan pun sudah bulat, aku kemudian mengumpulkan informasi tentang kendaraan roda dua berkopling yang umumnya dikendarai oleh kaum adam tersebut. Sampai pada akhirnya aku menjatuhkan pilihan untuk membeli Bajaj Pulsar 180 Dts-i. Modelnya cukup keren, shockbreaker yang nyaman (bahkan sebagian Tiger Rider memburunya), service yang sudah mulai tersebar di Jabotabek yang menurut para penggemarnya membuat aku semakin yakin untuk memiliki kendaraan yang berbunyi seperti orang mengorok tersebut. Keterbatasan dana yang ku miliki sempat menjadi penghalang sampai akhirnya aku menemukan penjual yang memberikan kemudahan untuk mencicil pembayaran hingga 3 kali tanpa menggunakan bunga. (Ouw, senangnya...).

Singkat cerita, akhirnya aku dapat memarkirkan Bajaj Pulsar di garasi rumah. Selama 1 minggu lebih mengguakannya, akhirnya aku pun dapat menemukan perbandingan konsumsi bensin "Singorock" yang ku tunggangi. 10 liter bensin yang ku isi pada tangki perlu ditambah lagi setelah menempuh 400an Km. Jadi sekitar 1:40. (lumayan irit yah..).

Melihat model lampu depannya, mengingatkan aku dengan serigala(auuuuum....). Sewaktu dijalan raya serigala ku sempat beradu lari dengan macan, kilat, dan bebek-bebek (hiks) hingga meninggalkan mereka dibelakang (kalo diinget-inget ngeri juga pas nariknya..).

Puas deh nunggangin Singorock....
(hoaaam.... (Sleepy)....)

To be continued....