Selasa, 08 September 2009

Tinggal 12 hari, sahabat...

Ramadhan tinggal 12 hari lagi, semoga 12 hari ke depan kita dapat beribadah lebih baik dari sebelumnya.. amiin,
seperti yang disampaikan penceramah bahwa pada bulan Ramadhan pahala amal seorang muslim adalah dilipatgandakan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah antara lain disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan perbuatan baik (sunnah/mandub) pada bulan Ramadlan, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan suatu kewajiban (fardlu) pada bulan yang lain. Siapa saja yang menu- naikan kewajiban (fardlu) di bulan Ramadlan , (ia diganjar pahala) sama dengan orang yang mengerjakannya 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain”.

Jika kita laksanakan shalat sunnat rawatib (pengiring shalat lima waktu), maka InsyaAllah kita dihitung sama dengan melaksanakan shalat fardlu tersebut pada bulan yang lain. Jika kita melaksanakan shalat tarawih sebulan penuh, maka kita InsyaAllah dihitung sama dengan melaksanakan shalat fardlu pada bulan yang lain dengan jumlah rakaat sesuai bilangan rakaat tarawih kita.

Kadang ada rasa "M" tuk mengerjakan... hehe.. tapi kalau ingat hasil yang nanti didapatkan... Wow... tergoda juga.. :)

Ummu Habibah berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa Sholat dalam sehari semalam dua belas rakaat, akan dibangun untuknya rumah di Surga, yaitu empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah Isya dan dua rakaat sebelum Sholat Subuh.” (HR Tirmidzi, ia mengatakan, hadits ini hasan sahih).

Ada yang pernah menyampaikan, untuk melatih kebiasaan mengerjakan sholat sunnah rawatib muakkad yang 10 raka'at jumlah-nya bisa dimulai dengan melakukan 2 raka'at sebelum shubuh dulu aja... jika sudah istiqomah maka kita bisa tambah dengan sunah muakkad lainnnya...

“Dari Aisyah ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Dua rakaat fajar (qabliyah subuh) itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Muslim)

Sudahkah anda mencoba...? mariii...

Sabtu, 11 Juli 2009

Belajar dari orang yang membenci kita

Seperti biasa setelah beraktifitas seminggu sebagai kuli dikantor, maka tiba saatnya aku untuk menyirami ruhani agar tidak menjadi kering dan senantiasa merasakan kedamaian. Kali ini aku mengunjungi kajian PARIS (Pengajian Akhir Pekan RISKA~Remaja Islam Sunda Kelapa) di Masjid Sunda kelapa yang biasa diselenggarakan setiap akhir pekan (jumat) ba’da magrib, kebetulan jalur yang ditempuh pun searah dengan perjalanan pulang ke Bekasi.

Sesampainya di masjid sunda kelapa, ternyata pengisi tausiah saat itu adalah Aa' Hadi (Ust. H. Ahmad Hadi Wibawa, S.Ag) , dengan topic: “Belajar dari orang yang membenci kita”. Apakah maksudnya?


Pada awalnya AA Hadi menceritakan beberapa orang yang mungkin tidak suka (membenci) bentuk anggota tubuh yang telah diberikan Allah SWT kepadanya. Padahal boleh jadi dengan bentuk tubuh yang telah dianugrahkan Allah SWT menjadi lading amal atau bahkan lading usaha bagi orang tersebut. Misalnya: seseorang yang memiliki bagian mulut yang agak maju kedepan *mana ada maju ke belakang :p* ternyata berkat bagian itulah yang akhirnya menghantarkan ia menjadi entainment *artis* ternama.


Seseorang yang memiliki rambut kribo yang mungkin tidak di sukai (dibenci) oleh dirinya, akhirnya menjadi trend center dan banyak diikuti oleh orang-orang.
Jadi, tidak semua yang tidak kita sukai adalah buruk. Apakah itu akan berguna bagi kita atau tidak berguna sama sekali tergantung dari diri kita sendiri bagaimana menyikapinya. Maka hendaknya setiap hari kita harus senantiasa mensyukuri segala sesuatu yang nampak kurang dari diri kita dan senantiasa bersabar atas keadaan tersebut, InsyaAllah iman yang terbagi dari sabar dan syukur dalam diri kita akan senantiasa terpelihara.

Pada waktu Rasulullah SAW berdakwah pun tidak sedikit orang yang membencinya, tetapi Rasulullah tetap bersabar dan bahkan mendo’akan orang-orang yang membencinya. Hingga pada suatu ketika orang-orang tersebut akhirnya mendatanginya dan membantu dakwahnya.

Pada kehidupan kita sekarang ini, dapat kita temui beberapa orang yang amat sangat membenci akan keberadaan seseorang. Kegiatan apa pun yang dilakukan orang terbut menjadi perhatiannya, hingga semua yang dilakukan orang tersebut tidak luput dari komentar negatifnya. Namun pada akhirnya keadaan berbalik, orang yang benci akhirnya menjadi orang yang ia cintai.

Sebagai manusia, membenci, akan sesuatu adalah wajar adanya, namun hendaknya kita senantiasa bersyukur agar kita dapat mengambil pelajaran dari yang kita benci. Pesan AA Hadi: perbanyaklah senyum terhadap orang yang membenci kita, doakan selalu orang-orang yang membenci kita, InsyaAllah hati kita akan senantiasa lembut.

Sesi tanya jawab:


-> Bagaimana jika kita bisa memaafkan orang yang berbuat salah kepada kita, tetapi kita masih belum bias melupakan orang tersebut?



“Dengan masih belum bisa melupakan kesalahan orang artinya kita masih belum
terima atas kesalahan orang tersebut. Ini adalah bagian dari penyakit hati, dan
penyakit hati itu obatnya adalah dzikrullah. Dengan rajin melakukan ini tidak
hanya akan memaafkannya, tetapijuga akan melupakannya, InsyaAllah”


-> Saya sudah sering kali berdo’a, tapi saya merasa do’a saya masih belum terkabul. Ada apa sebenarnya?



“Do’a yang tidak terkabul bisa jadi karena terhijab karena dosa-dosa yang kita
perbuat. Mintalah ampunan kepada Allah dan bertobatlah. Jika kita melakukan dosa
terhadap sesama manusia, maka hendaklah kita meminta maaf terhadap orang
tersebut.”




-> Saya merasa jauh sekali dengan rejeki. Bukankah Allah telah menetapkan rejeki untuk setiap makhluknya?



“Ada lima hal yang membuat kita di jauhkan dari rejeki, yaitu:
1. Hubungan yang tidak baik dengan orang tua
2. Silaturahmi yang tidak baik terhadap sesama
3. Menjadi pribadi yang pendendam
4. Memiliki banyak janji tetapi dengan sengaja tidak menepati janjinya
5. Grafik ibadah yang menurun"


Demikian sahabat, hasil tausiah yang aku peroleh dari Aa' Hadi, semoga bermanfaat. Apabila terdapat bagian yang keliru mohon dimaafkan dan dikoreksi.

Rabu, 17 Desember 2008

Singorock Rider


Pulsar's Head Lamp
Originally uploaded by aanprivate
Setelah dua minggu merasakan naik angkutan umum (kwk, bis, bush way sampe becak) semakin membuat aku yakin bahwa transportasi yang cocok untuk kondisi di Jakarta adalah motor. Memang dengan menggunakan angkutan umum kita bisa menggunakan waktu lebih untuk beristirahat (saat didalam kendaraan tersebut). Tapi aku merasakan bahwa waktu yang dihabiskan dalam kendaraan tersebut lebih daripada saat aku mengunakan kendaraan roda dua yang biasa aku tunggangi. Kita semua sudah pernah mendengar pepatah yang mengatakan "Waktu adalah uang", jadi jika kita bisa menghemat penggunaan waktu berarti kita bisa menghemat penggunaan uang (nyambung gak sih... :)

Kalau kita tinjau dari sisi ongkos yang harus dikeluarkan, hasil perhitungan yang telah ku lakukan selama menggunakan kendaraan umum lebih besar dibanding ongkos yang aku keluarkan sewaktu menggunakan kendaraan yang dirancang hanya untuk dua orang tersebut. Turunnya harga minyak dunia yang membuat pemerintah harus menurunkan harga premium (termasuk solar) secara teoritis mengurangi ongkos yang harus dikeluarkan dalam menggunakan kendaraan yang mewajibkan penumpangnya menggunakan helm tersebut. Sayangnya turunnya harga minyak ini tidak diikuti dengan turunnya tarif kendaraan umum yang notabene masih banyak digunakan oleh msayarakat Jakarta. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari (baca: membeli) kendaraan beroda dua tersebut.

Pengalaman sewaktu menggunakan kendaraan roda dua (tipe bebek) telah memberikan gambaran yang cukup jelas bagaimana kenyamanan dari kendaraan tersebut. Suatu saat aku menggunakan "motor laki" teman (Honda Megapro, sebelumnya juga sudah mencoba "Macan" saudara) dan aku pun merasakan suatu kenyamanan yang tidak didapatkan saat menggunakan motor bebek. Shockbreaker "motor laki" memberikan kenyamanan lebih pada pengendaranya, getaran dibadan tidak begitu terasa seperti saat menggunakan motor bebek. (menurut gw lho...). Belum lagi ada perasaan lain yang lebih... (hhmm... gimana gitu)... saat mengendarai motor berkopling tersebut. Memang kalau sudah menemukan keadaan macet dijalan saat menggunakan "motor laki" terasa lebih melelahkan dibanding saat menggunakan bebek. Saat menempuh perjalanan jauh, aku merasakan kenyamanan yang lebih jika menggunakan "motor laki".

Keputusan pun sudah bulat, aku kemudian mengumpulkan informasi tentang kendaraan roda dua berkopling yang umumnya dikendarai oleh kaum adam tersebut. Sampai pada akhirnya aku menjatuhkan pilihan untuk membeli Bajaj Pulsar 180 Dts-i. Modelnya cukup keren, shockbreaker yang nyaman (bahkan sebagian Tiger Rider memburunya), service yang sudah mulai tersebar di Jabotabek yang menurut para penggemarnya membuat aku semakin yakin untuk memiliki kendaraan yang berbunyi seperti orang mengorok tersebut. Keterbatasan dana yang ku miliki sempat menjadi penghalang sampai akhirnya aku menemukan penjual yang memberikan kemudahan untuk mencicil pembayaran hingga 3 kali tanpa menggunakan bunga. (Ouw, senangnya...).

Singkat cerita, akhirnya aku dapat memarkirkan Bajaj Pulsar di garasi rumah. Selama 1 minggu lebih mengguakannya, akhirnya aku pun dapat menemukan perbandingan konsumsi bensin "Singorock" yang ku tunggangi. 10 liter bensin yang ku isi pada tangki perlu ditambah lagi setelah menempuh 400an Km. Jadi sekitar 1:40. (lumayan irit yah..).

Melihat model lampu depannya, mengingatkan aku dengan serigala(auuuuum....). Sewaktu dijalan raya serigala ku sempat beradu lari dengan macan, kilat, dan bebek-bebek (hiks) hingga meninggalkan mereka dibelakang (kalo diinget-inget ngeri juga pas nariknya..).

Puas deh nunggangin Singorock....
(hoaaam.... (Sleepy)....)

To be continued....

Sabtu, 14 Juli 2007

Kesan pertama di Balikpapan


Sabtu, pagi aan bersiap2 menuju Balikpapan... persiapannya agak terburu2 sehingga ada beberapa barang yg tertinggal...

Setibanya di bandara Sepinggan pukul 14.30 WIB - 15.30 waktu Balikpapan karena memang ada perbedaan 1 jam lebih awal antara Jakarta dan daerah timur Indonesia ini...
Terlihat matahari cukup terik dirasakan karena memang daerah ini lebih dekat dengan garis khatulistiwa, namun udaranya masih terasa terasa segar...

Selepas mengambil barang dari bagasi, kaki ini ingin cepat melangkah ke luar karena ada teman yang telah menanti di luar, akhirnya kami bertemu dan segera mencari kedai makan karena kebetulan belum makan siang...

Kami tinggal di Guest House masjid Istiqomah yang terletak di dekat Lapangan Merdeka, tepatnya di Jalan Sport no 1... Mungkin karena banyak aktivitas olah raga yang dilakukan di daerah kami tinggal sehingga dinamakan "Jalan Sport"....

Sambutan cukup hangat dari pengurus Masjid karena memang temanku telah menjadi bintang disana.... Kehadirannya telah dinantikan banyak orang, terutama para pendengar radio IDC FM tempat beliau sharing bersama masyarakat Balikpapan...

Yang cukup menarik adalah lingkungan Masjid Istiqomah yang selalu ramai akan aktivitas masyarakat baik itu belajar bersama, beribadah (khusus), diskusi, ceramah... Setiap kali shalat lima waktu makmum terlihat cukup banyak... Apalagi suasana shalat Shubuh, jumlah makmumnya kurang lebih seperti saat shalat shubuh umumnya di Jakarta disaat bulan Ramadhan... :)

Rupanya 3 hari adalah waktu yang pendek untuk berkunjung ke sana tetapi selama Balikpapan memberikan pengalaman yang cukup berkesan... :)